YETIPAPUABI EKAGO DOGIYAI

,RENUNGAN KORWIL (IPMADO) MAKASSAR puisi rindu kampung halaman KABUPATEN DOGIYAI adalah curahan yang ada ekago badouda anak manusia yang meninggalkan kampung halaman untuk sebuah asa dan cita cita,saat terpisah jarak di perantauan,baru disadari bahwa banyak sudah nilai nilai luhur yang di ajarkan dari sederhanya sebuah kampong DOGIYAI, kenangan yang akan selalu membekas jelas selama hayat masih dikandung badan.... puisi rindu kampung halaman Ekagokunu semoga bisa mengembalikan kenangan kenangan indah masa kecil dimana tempat kita lahir,tempat kita belajar berjalan,belajar mengenal dunia,dimanapun saat ini kita berada,selalu berpeganglah pada nilai nilai luhur yang telah kita dapat dari kampung halaman kita,, DOGIYAI,, puisi rindu kampung halamanDOGIYAI KAMU MAPIA mengingatkan sebuah tempat sederhana berjuta makna,yaa..adalah rumah kita,tempat berlindung dari hujan dan terik matahari,tempat dimana kita diajarkan segala hal oleh dua orang manusia yang paling dimuliakan anak anaknya...adalah kita Ingin kesana Denting nada kesunyian kembali menilikku Dalam sepi kumerintih dingin sepi tanpa rasa Terpaku meringkuk di sudut ruang gelap Disorot sisa cahaya dari lubang kecil lampu temaram Rambut liar tak terurus entah menandakan apa Lusuh baju tak kupedulikan Serampangan pikiranku menebar gelisah tanpa arah Hanya jam dinding yang tau kapan ini akan berujung Aku ingin diasingkan dari keberingasan dunia ini Bersila tenang di bawah deras air terjun sisi gunung Menyusuri persimpangan riak sungai tenang dan deras Memanjat dahan pohon bergantung ranting terkuat Menyantap persembahan tulus dari bumi Ahhh……mungkin kelak aku harus kesana… Sementara ini kurapikhkan dulu remahan kisah ku disini Setelah semua tertata pada tempat semestinya Beranjak tanpa menunda barang semenit Kembali ke asal tempa ku lahir,dan berahir DOGIYAI DOU ENA
Tuesday 12 January 2016

PAPUA MERDEKA OPM EKAGOKUNU DOGIYAI

0 comments
Kronologis Lengkap Penangkapan 17 Warga Di Taman Bunga Bangsa Nabire 30 November, 2015 01:56 INFO NABIRE No comments (Dok.Taman Bunga Bangsa Nabire) Berikut Kronologis Lengkap Pembubaran Persiapan Ibadah Tahunan Memperingati 1 Desember 2015 Di Nabire Dan Penangkapan 17 Orang Oleh Kepolisian Republik Indonesia Polres Nabire. -Tanggal 24 s/d 25 November 2015,dilakukan pembersihan lokasi Taman Bunga Bangsa (Ex.Lokasi Pengibaran Bendera Tahun 2000),Oyehe,Nabire. Yang dikoordinir oleh Koalisi Masyarakat Papua Kabupaten Nabire, yang sering dilakukan dalam persiapan Ibadah tahunan. -Tanggal 26 November 2015, jam 16:00 WP, Kapolres Nabire AKBP. H. R. Situmeang, mendatangi lokasi persiapan yang dibersihkan dan menemui salah satu Kordinator Koalisi Masyarakat Papua Kabupaten Nabire (Zet Giay). Kapolres Nabire mengatakan untuk “Tidak Melakukan Ibadah Pada Tanggal 1 Desember 2015, dengan alasan “Akan Mengganggu PILKADA serentak yang akan berlansung tanggal 09 Desember 2015. Kordinator Zet Giay mengatakan; “Bahwa pada tanggal 9 Desember 2015, sebagai pilkada serentak, itu menjadi hal yang dinantikan bagi seluruh rakyat nabire, saya pribadi dan seluruh kawan-kawan yang ada disini (lokasi bendera), untuk memilih pemimpin baru di kabupaten nabire, jadi sangat tidak wajar, kalau aktivitas ibadah yang rutin dilaksanakan setiap tanggal 1 desember tiap tahun, akan mengganggu dilaksanakan pilkada. Dan juga tiap tahun kami diijinkan oleh Kapolres yang sudah-sudah sebelumnya (Kutipan Asli Dari Sumber).Dari hasil pembicaraan tersebut, Kapolres lalu meninggal lokasi. -Tanggal 27 November 2015, telah dikirim suarat pemberitahuan, ke Polres Nabire, perihal penyampaian pembersihan lokasi Taman Bunga Bangsa dan Ijin Ibadah Tanggal 1 Desember 2015 mendatang di (Ex.Lokasi Pengibaran Bendera Tahun 2000),Oyehe,Nabire.Oleh Panitia perayaan HUT 1 Desember 2015/Koalisi Masyarakat Papua Kabupaten Nabire Cord. Yones Douw,Gunawan Inggeruhi dan Zet Giay. Namun sampai tanggal 28 November tak ada Surat Ijin dari pihak Polres Nabire, dan terkesan mengabaikan/acuh saat dikonfirmasi oleh oleh panitia pelaksanaan. -Jam 09:00 WP, warga masayarakat yang tergabung dalam Koalisi Masyarakat Papua Kabupaten Nabire, kembali melakukan pekerjaan pembersihan di lokasi Taman Bunga Bangsa, yang dikoordinir oleh Yones Douw,Zet Giay dan Gunawan Inggeruhi. -Jam 11:16 WP, 3 truk Dalmas Polres Nabire, dipimpin Kasat Dalmas dengan konfoi beberapa kendaraan mendatangi lokasi Taman Bunga Bangsa, dengan persenjataan lengkap dan melakukan pembubaran pekerjaan dan penangkapan kepada 17 pemuda yang melakukan pembersihan lokasi, dengan nama; Markus Boma, Frans Boma,Habakuk Badokapa,Sisilius Dogomo,Agus Pigome,Matias Pigai,Jermias Boma,Yohanes Agapa,Alex Tebai,Yesaya Boma,Adolop Boma,Matias Adii,Martinus Pigai,Aluwisius Tekege,Pilipus Bobi,Yavet Wetipo,dan Margeretha Bobi. Dalam pembubaran pekerjaan dan penangkapan tersebut juga, dilakukan “Pemotongan sisa tiang ex.bendera oleh aparat kepolisian polres nabire, tiang tersebut yang melambangkan peristiwa tahun 2000 dirobohkannya tiang tersebut oleh Brimob Polda Papua, dan jatuhnya korban jiwa sebanyak 3 orang, korban luka-luka 19 orang (Laporan PANEL Papua Wilayah Nabire) – Jam 12:00 WP, 17 orang ditahan resmi oleh Polres Nabire. Dengan alasan penahanan “Aktivitas Pekerjaan Tak Diizinkan Oleh Polres Nabire”. Selama berada di polres, 17 orang didampingi oleh Kordinator Koalisi Masyarakat Papua Kabupaten Nabire (Yones Douw,Zet Giay dan Gunawan Inggeruhi). – Tanggal 29 November 2015, Jam 00:26 WP, 17 Tahanan dibebaskan tampa syarat. Namun pihak kepolisian/Kapolres Nabire mengatakan bahwa; “Tidak Mengijingkan Ibadah Tanggal 1 Desember 2015, Dalam Bentuk Apapun”. Situasi Terkini : Tanggal 29 November 2015, jam 15:00 WP, Koalisi Masyarakat Papua Kabupaten Nabire/Panitia, melihat tindakan arogan dan represif Kapolres Nabire, maka; memutuskan : 1.Ibadah memperingati 1 Desember 2015, tetap akan dilaksanakan oleh warga nabire yang dikoordinir ,Koalisi Masyarakat Papua Kabupaten Nabire dengan agenda ibadah, dan bakar batu (Barapen), namun tempat kegiatan belum diputuskan, berhubung sikap kapolres yang represif dan arogan. 2. Meminta Kapolri dan Kapolda Papua. Untuk mengantikan Kapolres Nabire AKBP. H. R. Situmeang dengan Kapolres baru sebelum tanggal 1 Desember 2015, karena sikap Kapolres Nabire yang ini sangat menunjukkan sebuah konspirasi yang dibuat, untuk mengacaukan ibadah tanggal 1 Desember 2015. Yang buntutnya akan terjadi kasus Tolikara kedua,kasus Paniai Kedua oleh hal-hal kecil yang sebenarnya bisa diselesaikan. Dan sehingga kedepan apabila situasi baru di nabire jangan ada yang saling menyalahkan. Berikut Juga Tanggapan Kordinator Lapangan : Gunawan Inggeruhi : Sebagai aktivis WPNCL yang tergabung dalam ULMWP sangat menyayangkan sikap Arogan Kapolres Nabire yg memotong eks tiang bendera yang sudah ada selama 14 Tahun. Kami dari tahun ke tahun beribadah dan selalu aman. Sehigga kami minta untuk Kaplores di ganti degan anak Papua. Soal persoalan Papua degan masuknya Papua di MSG sebagai peninjau,membuktikan bahwa papua sudah jadi masalah Internasional. Sehingga tindakan ini sangat konyol apalagi yang membungkam demokrasi oleh Kapolres yang level dan kapasitasnya, sangat rendah untuk mengurusi hal-hal yang kini menjadi Urusan Dunia Internasional. Jadi dengan tegas kami Meminta Kapolres Nabire Diganti secepat mungkin, karena membungkam ini sangat tidak manusiawi oleh Kapolres Nabire. Dan kalau dibiarkan akan ada gesekan yang akan menimbulkan konflik. (Robertino Hanebora) http://www.nabire.net/kronologis-lengkap-penangkapan-17-warga-di-taman-bunga-bangsa-nabire/ Ralat Berita, Aparat Polres Nabire Tangkap 17 Warga Yang Membersihkan Taman Bunga Bangsa, Bukan Mengibarkan BK 30 November, 2015 01:50 INFO NABIRE 1 Comment (Dok.Ilustrasi) Sebanyak 17 warga Nabire ditangkap saat membersihkan tempat doa di Taman Bunga Bangsa Papua, Nabire, untuk persiapan ibadah pada 1 Desember. Warga Papua merayakan ekspresi identitas setiap tanggal 1 Desember. Informasi ini sekaligus meralat pemberitaan di meda ini minggu siang dengan judul “Kibarkan BK Di Oyehe Nabire, Aparat Ciduk 17 Orang”. Kepolisian Resor Nabire diduga melakukan penangkapan tersebut tanpa surat penangkapan maupun penahanan. Nama orang-orang yang ditangkap antara lain Markus Boma, Frans Boma, Habakuk Badokapa, Sisilius Dogomo, Agus Pigome, Matias Pigai, Jermias Boma, Yohanes Agapa, Ales Tebai, Yesaya Boma, Adolop Boma, Matias Adli, Martinus Pigai, Aluwisius Tekege dan tiga orang lainnya. Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta langsung mengecam penangkapan 17 warga Papua tersebut. Menurut LBH, peristiwa ini menambah deretan pelanggaran kebebasan berekspresi dan berpendapat di Papua dan melanggar konstitusi yang menjamin kebebasan tiap warga negaranya untuk beribadah. “Baru membersihkan taman untuk berdoa saja sudah ditangkap, apalagi orang-orang yang akan berdemonstrasi pada tanggal 1 Desember nanti? Apa dasarnya polisi menangkap orang yang sedang menyiapkan tempat untuk berdoa?” kata Alghiffari Aqsa, direktur LBH Jakarta, pada Rappler, Minggu, 29 November. Menurut LBH, pemerintah seharusnya melakukan pendekatan dialog, bukan pendekatan represif. Untuk itu, LBH Jakarta meminta kepada Presiden Joko “Jokowi” Widodo, Kepala Polisi Daerah Papua, dan Kepala Polisi RI agar menjadi tidak ada tindakan represif pada tanggal 1 Desember mendatang. “Jamin kebebasan berpendapat orang Papua di seluruh Indonesia pada tanggal 1 Desember mendatang,” kata Algif. http://www.nabire.net/ralat-berita-aparat-polres-nabire-tangkap-17-warga-yang-membersihkan-taman-bunga-bangsa-bukan-mengibarkan-bk/

Leave a Reply

 
PAPUA MERDEKA © 2014 | Designed By Blogger Templates