YETIPAPUABI EKAGO DOGIYAI

,RENUNGAN KORWIL (IPMADO) MAKASSAR puisi rindu kampung halaman KABUPATEN DOGIYAI adalah curahan yang ada ekago badouda anak manusia yang meninggalkan kampung halaman untuk sebuah asa dan cita cita,saat terpisah jarak di perantauan,baru disadari bahwa banyak sudah nilai nilai luhur yang di ajarkan dari sederhanya sebuah kampong DOGIYAI, kenangan yang akan selalu membekas jelas selama hayat masih dikandung badan.... puisi rindu kampung halaman Ekagokunu semoga bisa mengembalikan kenangan kenangan indah masa kecil dimana tempat kita lahir,tempat kita belajar berjalan,belajar mengenal dunia,dimanapun saat ini kita berada,selalu berpeganglah pada nilai nilai luhur yang telah kita dapat dari kampung halaman kita,, DOGIYAI,, puisi rindu kampung halamanDOGIYAI KAMU MAPIA mengingatkan sebuah tempat sederhana berjuta makna,yaa..adalah rumah kita,tempat berlindung dari hujan dan terik matahari,tempat dimana kita diajarkan segala hal oleh dua orang manusia yang paling dimuliakan anak anaknya...adalah kita Ingin kesana Denting nada kesunyian kembali menilikku Dalam sepi kumerintih dingin sepi tanpa rasa Terpaku meringkuk di sudut ruang gelap Disorot sisa cahaya dari lubang kecil lampu temaram Rambut liar tak terurus entah menandakan apa Lusuh baju tak kupedulikan Serampangan pikiranku menebar gelisah tanpa arah Hanya jam dinding yang tau kapan ini akan berujung Aku ingin diasingkan dari keberingasan dunia ini Bersila tenang di bawah deras air terjun sisi gunung Menyusuri persimpangan riak sungai tenang dan deras Memanjat dahan pohon bergantung ranting terkuat Menyantap persembahan tulus dari bumi Ahhh……mungkin kelak aku harus kesana… Sementara ini kurapikhkan dulu remahan kisah ku disini Setelah semua tertata pada tempat semestinya Beranjak tanpa menunda barang semenit Kembali ke asal tempa ku lahir,dan berahir DOGIYAI DOU ENA
Thursday, 6 October 2016

DOGIYAI KIRI KAUM TERTINDAS

0 comments


TERMINOLOGI ALIRAN KIRI DAN
PERGERAKAN MAHASISWA

Makna Kiri jika ditarik dalam skala pemahaman tradisional selalu
melambangkan dengan yang tidak baik, apalagi kiri ditarik dalam pengertian
ideologi, tak jarang menimbulkan kesalahan dalam persepsi tergantung dari
tujuan penggunaannya, sehingga kiri selalu menjadi alergi bagi orang yang
tidak memahaminya. Oleh karena itu, penjelasan mengenai makna kiri perlu
dijelaskan sehingga tidak dapat menimbulkan kontroversi dikalangan kita,
khususnya bagi mahasiswa.
Istilah kiri berasal dari terminologi Barat dengan berbagai perspektif.
Dalam sejarah politik, gerakan kiri lebih mengemukakan tentang “hak“
Dan berseberangan dengan hal-hal yang berbau borjuis, liberal, kapitalisme,pasar bebas, aristokrasi atau veodalisme, bahkan dihubungkan dengan visi non
religius dari politik (Encyclopedia Wikipedia). Gerakan kiri berhubungan
dengan erat dengan sifat sosialis komunisme atau sifat pembangkangan:
radikalisme yang berwujud istilah-istilah seperti front bersatu (united
front) kekuatan rakyat (populasi power), front rakyat, progresif
revolusioner serta isu-isu ekonomi seperti kesejahteraan, kemiskinan
kemelaratan dan inpirialisme atau kapitalisme atau hal-hal yang bersifat
anti kemapanan. Pengertian tentang itu diperoleh perbedaan sistim politik,
ekonomi dan sosial suatu masa dan masyarakat pemakai.
C. Wright Mills berkesimpulan bahwa istilah kiri merujuk kepada sekelompok
orang memiliki kecenderungan utopia, kelompok yang memiliki khayalan akan
masa depan dan tatanan sosial yang lebih baik, hal itu tidak selalu
berkonotasi buruk. Kata tersebut justru mengacu pada sesuatu yang positif,
semacam semangat yang menggerakkan diri manusia untuk menggerakkan
perubahan
sejarah. Sejarah, kata Mills telah membuktikan bagaimana utopia telah
memperkuat gerakan-gerakan perubahan kiri
Ditinjau dari segi Historis, dalam sebuah pengantar buku “Tan Malaka dan
Gerakan kiri Minang-kabau” Oleh Asvi Warman Adam 2007 menjelaskan bahwa
secara historis, dalam politik istilah kiri digunakan untuk menyebut
anggota parlemen di prancis yang terbentuk seusai Revolusi Prancis (Renaisance) yang
duduk di sebelah kiri dari ketua dewan, jadi kelompok yang duduk di sebelah
kanan yang dianggap moderat sedangkan yang berada dibagian kiri yang
dipandang lebih progresif atau Revolusioner.
Menurut Zulhasril (2007: xvi), “Kiri merupakan gagasan untuk menghapuskan
hak-hak sosial isti-mewa, segala bentuk penindasan kolonial, pembatasan hak
berbicara dan berekspresi dan menganjurkan kebebasan dan berkeadilan”.
Dengan demikian, adanya artikel ini minimal dapat meluruskan
pena-fsiran-penafsiran yang tidak sesuai dengan teminologi idealisme kiri
tersebut. Karena kiri bagi segelintir orang yang tidak memahaminya dari
segi
historis mereka langsung menjustivikasi bahwa kiri diidentikkan dengan
pelanggaran terhadap nilai-nilai religius, nilai-nilai moral dan
pencampakan
terhadap nilai-nilai sosail kemasyarakatan, bagi penulis apapun
penerjemahanya terhadap terminologi ini penulis kemudian berkesimpulan
bahwa
pergerakan aliran kiri meberikan kontribusi yang besar terhadap perjuangan
kemerdekaan bangsa ini dari kekuasaan kolonial dan juga berupaya untuk
mempertahankannya dari serangan dalam maupun dari luar, bahkan dalam
beberapa sumber menyatakan bahwa aliran kiri memiliki andil yang besar
terhadap kemerdekaan bangsa ini.
Mahasiswa Dan Gerakan Kiri Baru
Istilah Kiri Baru atau The New Left diperkenalkan pertama kali dalam
majalah
The New Left Review (1959) yang dikelola kelompok Marxis-Liberal. Nama
tersebut diberikan oleh sosiolog Amerika, C. Wright Mills tahun 1958.
sebagaimana pembahasan awal artikel ini bahwa, kiri selalu berlawanan
dengan
kanan, demikian juga dengan aliran Kiri Baru, dalam ideologinya berlawanan
dengan Kiri Lama, yaitu partai-partai komunis (Marxisme-Leninis) dan partai
sosial demokrat di Barat. Kiri juga dipertentangkan dengan Kanan, yaitu
mereka yang mempertahankan sistem dengan cara konservatif; dan ternyata
orang-orang Kanan terdapat dalam kubu kapi-talis maupun komunis.
Kiri, menurut Mills adalah kritik terhadap struktur aktual masya-rakat.
Dalam pandangannya, menjadi Kiri berarti melibatkan diri dalam kritik
politis, baik dalam hal tuntutan-tuntutan politis maupun program-program.
Dari sisi kritiknya, Kiri Baru sangat antibirokrasi dan teknologi. Gerak
kritik mereka-pun beragam, mulai kritik terhadap consumerisme, pola hidup
borjuis modern, demokrasi semu, sampai gerak balik proses demokrasi itu
sendiri (gerakan kembali ke alam). Gerakan ini sebagaimana awalnya terdiri
dari kalangan terpelajar di kampus-kampus. Sehingga dimanapun sebenarnya
gerakan mahasiswa dengan kritisismenya meru-pakan bgian dari grakan Kiri
Baru.
Gerakan Kiri Baru diprakarsai oleh para mahasiswa dan kelompok terpelajar
dalam masyarakat mdern di Barat awal 1960-an. Aspirasi da-sar dari gerakan
ini adalah counter modernization. Gerakan kiri baru lahir karena ketegangan
antara kapitalisme Amerika dan Marxisme Rusia pasca perang dunia II. Dalam
pandangan Kiri Baru, kedua kekuatan tersebut sama-sama memliki kepentingan
terhadap masyarakat dunia untuk mewujudkan sistem masyarakat sesuai dengan
misi ideologis masing-masing, egoisme keduanya tersebutlah yang ditolak
oleh
Kiri Baru.
Sebagai pertimbangan, M. Theodori membagi Kiri Baru menjadi tiga tahapan
pergerakan, (1) ditandai dengan komitmen moral, keprihatinan individu,
kesaksian pribadi akan perdamaian, kebebasan mimbar dan hak-hak sipil, (2)
tahap gerakan sporadis tersebut menjadi gerakan kolektif berdasarkan
cita-cita demokrasi partisipatoris dan diolah dalam program aksi massa, dan
(3) tahap perjuangan mencari kekuasaan politis. Di samping itu James
O'Brien
menambahkan tahap ke-4, yaitu tahap revolusioner sebagaimana gerakan anti
milisi dan gerakan hitam bergerilya menentang pemeritah pada tahun 1968 s.d
1970-an di Amerika Serikat
Sejarah telah mencatat di Indonesia gerakan kiri baru muncul pasca
Indonesia
merdeka, dimana aksi Mahasiswa dapat membongkar, meredupkan kekuatan
Seokarno dan dapat menundukkan rezim otoriter Seoharto hingga
menjatuhkannya. Di kandangnya sendiri (kampus) mahasiswa pun selalu tampak
mengkritisi segala kebijakan dari pihak Rektorat yang dianggap tak adil dan
berbau dan biasanya kritisisme mahasiswa mewujud dalam aksi protes dan
demo, karena kritisnya mahasiswa kadang dalam tindakanya dapat
mengakibatkan tindakan anarkis..
Jangan Hanya Melawan…..!
Berlawanlah…..!


Leave a Reply

 
PAPUA MERDEKA © 2014 | Designed By Blogger Templates